Laela Novita

Saya adalah seorang wanita sederhana kelahiran Bogor yang suka menulis walaupun entah tulisan nya bagus atau tidak. Yang jelas, saya hobby menulis. Saya selalu ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Entah Apa yang Merasuki mu

Entah Apa yang Merasuki mu

Entah Apa yang Merasuki mu

Tuturut munding, do you know tuturut munding? Tuturut munding adalah bahasa Sunda yang arti nya selalu mengikuti perilaku, kegiatan, gerak-gerik bahkan gaya seseorang untuk diikutinya dengan tujuan tertentu. Tayang tujuan nya ingin sama mengikuti orang yang dia idolakan, ada yang takut kalah bersaing, ada yang memang cuma iseng. Ahh apalah tujuan mereka tidak penting.

Yang jelas disini saya akan bahas betapa beragamnya bahasa Sunda itu. Dalam bahasa sunda dikenal tatakrama basa atau lebih populernya adalah undak uduk basa, yang di dalam nya membahas bagaimana kata demi kata, kalimat demi kalimat tersusun dengan rapih dan diberikan kepada siapa.

Level undak uduk basa bermacam-macam:

1. Basa Loma, yaitu bahasa yang digunakan ketika kita berbicara dengan orang yang usia dan kedudukan nya selevel dengan kita. Basa lima juga disebut basa sabaraha. Jadi dalam basa lima sangat lah akrab. Tidak ada yang membedakan kedudukan dalam hal ini.

2. Basa lemes keur ka batur, yaitu bahasa yang digunakan ketika kita berbicara dengan orang yang sudah tua dari usia, pengalaman bahkan tua dalam kedudukan. Bahasa lemes keur ka batur ini digunakan saat kita berbicara dengan orangtua, guru, presiden, pejabat bahkan dengan orang yang baru kita kenal.

3. Basa keur ka budak, yaitu bahasa yang digunakan ketika kita berkomunikasi dengan anak-anak yang berusia balita sampai level SD.

Itulah bahasa Sunda, banyak sekali ragam nya. Sebagai contoh, kata makan saja dalam bahasa Sunda sangat banyak. Dimulai dari Tuang yang diperuntukan kepada orang yang usia, kedudukan dan jabatan nya lebih tinggi dari kita. Neda diperuntukan untuk kita yang sedang melakukan kegiatan makan. Emam untuk anak kecil, dahar untuk yang selevel dengan kita dan jajablog, lolodok, nyatu diperuntukan untuk hewan.

Jadi dalam bahasa Sunda, bahasa untuk hewan jika digunakan untuk manusia, dapat dikategorikan orang tersebut sedang marah...hehehe

Semoga bermanfaat

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kerasukan akrostik barangkali

13 Dec
Balas

Sepertinya begitu suhu Iyus Yusandi...hehehe

13 Dec



search

New Post